Rabu, 24 September 2008

Memperingati 63 Tahun Kemerdekaan Menyongsong Pemilu 2009

Tak Terasa Negara Kita telah berumur 63 tahun. Bila kita mengingat lagi begitu beratnya perjuangan kakek-nenek kita dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankannya dari Belanda dan Jepang . Indonesia merupakan Negara yang memiliki sejarah yang sangat panjang hampir 4 abad kita harus hidup dibawah naungan keterpurukan penjajahan yang begitu banyak mengorbankan jiwa maupun raga dari nenek moyang kita. Kita akan sangat tercengang melihat apa yang telah dicapai oleh Negara ini. Sebuah bangsa besar yang memiliki potensi yang sangat besar baik dibidang SDM dalam segi jumlah dan SDA dari segi kuantitas juga. Sekarang bangsa Indonesia bisa dilampau oleh Negara-negara yang notabene lebih muda dari kita dan memiliki SDA yang pastinya kalah, seperti Malaysia, singapura, dll.

Dengan realita-realita tadi kita bisa simpulkan bahwa bangsa ini walaupun memiliki jumlah SDM yang banyak akan tetapi memiliki kualitas yang tidak bagitu mendukung perkembangan ekonomi Negara kita. Melalui berbagai observasi dan penelitian ternyata secara Intelektual, Negara kita sebenarnya memiliki potensi yang hampir sama dengan bangsa-bangsa lain. Terus apa yang menjadi sebab-musababnya? Jawabnya adalah hal yang sangat krusial yaitu pola pikir masyarakat kita. Pola pikir masyarakat itu banyak,meliputi: primitive, berpikir pendek, suka iri dengan orang lain, tidak kreatif dan lain-lain. Berfikir pendek misalnya pemerintah yang agak enggan mengembangkan PLTPB “pembangkit listrik tenaga panas bumi” sudah bukan hal yang diragukan lagi bahwa Indonesilah yang memiliki potensi terbesar di bidang panas bumi di dunia. Salah satu pertimbangan pemerintah yang sangat kekanak-kanakan adalah biaya pembuatan powerplant panas bumi yang lebih mahal, padahal dengan PLTPB tersebut banyak kebaikan yang kita akan dapatkan misalnya: tanpa polusi udara, setelah pembangkit listriknya berjalan tidak memerlukan asupan bahan bakar lagi. Beda halnya apa yang terjadi pada PLTU”pembangkit listrik tenaga uap” walaupun biaya pembuatan powerplan awal yang lebih murah, tetapi setiap harinya membutuhkan asupan bahan bakar. Dan hal-hal lain yang sangat mengherankan bukan hanya di tataran kebijaksanaan pemerintah saja tetapi juga masyarakat pada umumnya. Hal-hal tersebutlah yang seharusnya menjadi konsentrasi agen-agen perubahan bangsa ini.

Satu tahun lagi bangsa ini akan menyelenggarakan pesta kemerdekaan yaitu pemilihan umum. Yang di dalamnya berbagai perwakilan rakyat dari president sampai DPRD tingkat II dipilih disini. Dengan cakupan yang sangat kompleks tersebut coba kita mengerucutkan bahasan ke pemilihan presiden. Dengan permasalahan di masyarakat yang terkonsentrasi ke arah pola pikir secara general. Kita menginginkan terpilihnya presiden yang memiliki kapasitas untuk melawan arus yang sangat deras dan bisa dibilang tidak akan bisa diarungi dalam jangka waktu hanya lima tahun. Tetapi setidaknya siapa yang bisa memberikan perubahan yang paling signifikan untuk perubahan bangsa ini. Masa inilah yang harusnya sebagai waktu untuk masyarakat melakukan ekplorasi, siapa yang patut dipilih menjadi RI-1 bangsa ini kedepan.

Indahnya Indonesia

Dalam keindahan pagi yang cerah; suara sungai yang gemericik mendendangkan lagu alami yang sangat indah; burung berkicau bagai sebuah konser music yang syahdu; pemandangan di sekeliling yang hijau berhiaskan awan putih yang bergumpal-gumpal bagai biri-biri yang berlari berkejar-kejaran. Sekilas sebuah pengakuan seorang yang sedang menikmati indahnya pagi di sebuah pegunungan.

Mendengar hal tersebut hati terasa damai bak hati ini tersiram air sungai pegunungan pagi yang sejuk. Dimanakan daerah yang indah itu? Itulah kondisi yang sekarang masih mendominasi di Indonesia. Sebuah Negara yang Nusantara kepulauan yang di apit oleh dua samudra dan dua Benua, yang terdiri dari kurang lebih 17.500 pulau yang tersebar di daerah strategis itu. Memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Negara dengan gunung api terbanyak di Dunia, dan banyak kelebihan-kelebihan lain yang mendukung semakin indahnya nusantara ini. Bangsa yang memiliki kekayaan alam terbesar kedua setelah USA”United States of Amerika”, dan memiliki kekayaan laut terbesar di dunia. Tetapi sungguh ironis jika kita lihat jumlah turis yang datang pertahunnya ke Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan Negara tetangga yang kecil seperti Singapure, Thailand, Malaysia dan lain-lain. Potensi wisata Indonesia yang sangat besar begitu mubadhirnya tersia-siakan oleh bangsa ini. Potensi yang harusnya bisa meningkatkan pendapatan Negara dan masyarakat pada umumnya, tetapi tidak mendapatkan konsern yang begitu bagus dari pemerintah dan adab masyarakat terhadap alam sekitar yang tidak berwawasan lingkungan.

Akankah hal ini akan kita pertahankan? Jawaban yang sebenarnya dirasakan oleh semua masyarakat bangsa ini. Tetapi siapa yang bisa merealisasikannya. Siapakah yang mau membuat sebuah keteladanan di masyarakat? Siapa yang selalu belajar untuk membuat system untuk perubahan bangsa ini menuju kondisi yang lebih baik?. Kita lah yang harus tergugah akan peluang berbuat kebaikan tersebut. Sebuah langkah yang efektif dan konkret untuk memperbaiki kondisi kepariwisataan bangsa ini adalah penyadaran terhadap frame berfikir masyarakat untuk lebih melihat lingkungan dengan pemahaman yang komprehensif.

Langkah langkahnya adalah:

1. Mengadakan penyuluhan ke masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan. Yang sebenarnya secara tidak langsung efek dari kepedulian kita terhadap lingkungan akan memberikan implikasi yang nyata terhadap kelancaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya: efek dari asap kendaraan yang berlebihan adalah efek rumah kaca sehingga terjadilah apa yang dinamakan perubahan iklim, sebagai ganjarannya adalah gagal panen, tidak teraturnya rolling musim.

2. Pembuatan sistem yang saling mendukung baik untuk pemerintah dan masyarakat secara menyeluruh. Contonya pemberian kredit angsuran ringan dan pelatihan untuk pemberdayaan yang baik potensi hutan kita. Dengan konsekuensi masyarakat tidak menjarah hutan secara liar.

3. Pemberlakuan hukum yang tegas untuk pelanggar-pelanggar pelestarian lingkungan.

Tentunya langkah-langkah di atas harus didasari sebuah fondasi kemerasa-terlibatan dari semua pihak.

Wallohu’alam Bishshowab.