Kamis, 31 Desember 2009

Perjuangan Mendapatkan Perguruan Tinggi Terbaik

Kehidupan SMA yang penuh dengan kenangan indah bersama teman-teman sebaya. Pendidikan SD yang memakan waktu 6 tahun, pendidikan SMP yang memakan waktu 3 tahun dan pendidikan di SMA tak terasa sudah 2 tahun lebih berjalan. Pada suatu hari ketika pulang sekolah membawa sepeda berwarna merah, baru saja pulang dari les persiapan Ujian Nasional. Tak sengaja melihat seorang ibu-ibu sedang mengayuh sepeda juga. Kelihatannya baru pulang dari bekerja sebagai orang yang sangat berjasa untuk kebersihan kota Blora, karena setiap hari pekerjaannya adalah menyapu trotoar-trotoar di sepanjang pinggir jalan kota Blora. Raut mukanya yang sudah mulai berkeriput merperlihatkan umurnya sudah diatas 40 tahunan. Tak lupa sebagai orang lebih muda setidaknya meyapa terlebih dahulu dan mencoba untuk memulai percakapan dengannya sambil tetap mengayuh sepeda. Berikut adalah percakapan Saya dengan Beliau :

Saya : ”Baru pulang Ibu?”

Ibu tua : ”iya nak, kamu juga baru pulang?”

Saya : “iya Bu..”

Ibu tua : “ Sekolah dimana Nak? Dan kelas berapa?”

Saya : “SMA N 1 Blora Bu, kelas 3 sekarang.”

Ibu tua : “ wah… SMAN 1 Blora, pasti adiknya pintar ya?, kan yang bisa sekolah disitu orang-orang pintar saja, “

Saya : “Ah, biasa aja kok Bu, paling juga karena beruntung saja. Oya, kalau anak ibu sekarang sekolah dimana?”

Ibu Tua : “anak ibu sejak lulus SD sudah tidak melanjutkan trus langsung ikut kerja bapaknya di sawah, maklum Nak, Ibu g punya uang untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi”

Saya : (sambil merasa nggak enak, saya tersenyum).”yaudah Bu, saya mau duluan naik sepedanya” (maklum karena lebih muda mengayuhnya lebih kuat).

Dari percakapan dengan ibu tua tersebut hati saya tersentak. Banyak nikmat yang telah saya lewatkan seperti belajar males, kalau berangkat ke sekolah sering telat (sampai mendapatkan julukan siswa TELATAN di sekolah), dan masih suka bermain dengan teman naik motor ugal-ugalan kalau malem minggu dan lain sebagainya.

Sejak saat itu saya mulai mencoba merenungi hidup. Dalam istilah management itu dinamakan “Turning Point”, yang berarti titik peralihan diri. Saya merasa telah mendapatkan banyak kelebihan dari Allah SWT tetapi kurang bisa menfaatkannya dalam hidup. Dapat mengenyam pendidikan, mendapatkan keluarga yang berkecukupan, memiliki kemampuan intelektual yang lumayan encer dari kata temen-temen dan guru. Dari situ menurut saya menjadi salah satu penentu masa depan hidup. Mulai menentukan tujuan perguruan tinggi yang akan saya tuju. Setiap manusia saya yakin memiliki bakat dan kelebihannya tersendiri. Tugas kita untuk meng-eksplore(mencari) lebih mendalam kemampuan tersebut dan mengembangkannya.

Kita tahu bahwa semua yang kita alami dalam hidup adalah sebuah proses. Tidak ada sebuah hasil yang langsung berwujud tanpa melalui proses-proses pembentukannya. Ketika saya berkeinginan untuk masuk ke perguruan tinggi favorit yang saya idam-idamkan, maka saya harus mengikuti prosedur yang telah ada. Yang pertama saya harus lulus ujian nasional, lalu mengikuti test masuk perguruan tinggi dan berdo’a untuk mendapatkan apa yang menurut Allah terbaik bagi saya. Hari demi hari saya lewati dengan belajar latihan ujian nasional dan test masuk perguruan tinggi. Kita tahu begitu banyaknya mata pelajaran yang harus dipersiapkan untuk itu. Pelajaran mulai dari sejak kelas satu SMA sampai kelas tiga, hanya ditentukan hasilnnya dari ujian yang hanya beberapa hari. Memang agak terasa kurang adil, akantetapi kita harus mengikuti prosedur tersebut.

Musholla sekolah yang awalnya sedikit yang digunakan, ketika waktu kelas 3 SMA teman-teman rajin menuju Musholla sekolah untuk sholat dhuha’. Mungkin ini salah satu efek baik dari ujian nasional. Termasuk saya menjadi rajin sholat dhuha’ di musholla. Allah selalu mendengarkan do’a hamba-hambaNya yang bertawadhu’. Salah satu hal yang kita lakukan untuk meningkatkan semangat belajar adalah sering melakukan share/ cerita tentang apa-apa yang kita ingin capai dengan soulmate atau teman-teman SMA. Sambil menunggu bel masuk berbunyi di musholla kita bercerita, ada teman-teman yang ingin menjadi guru sehingga berkeinginan masuk Unnes(Universitas Negeri Semarang). Ada yang berkeinginan menjadi dokter, direktur perusahaan, presiden, dan lain sebagainya. Dengan cerita tersebut saya merasa lebih semangat lagi untuk mendapatkannya. Keinginan untuk menjadi yang terbaik dalam hal ini bukanlah menjadi kesalahan akantetapi akan menimbulkan jiwa kompetisi yang sehat. Apalagi jika kita bersinergi untuk belajar kelompok, hal tersebut akan lebih bermanfaat. Kekuatan do’a akan memberikan efek positif terhadap usaha yang kita lakukan.

Pilihan jurusan dan perguruan tinggi juga sangat menentukan langkah apa yang akan kita ambil. Memilih IPC, IPA atau IPS juga mempengaruhi tingkat kesuksesan test seseorang. Dalam memperoleh target yang akan kita tuju, lebih baik jika kita fokus pada tujuan utama. Saya mengikuti beberapa seleksi perguruan tinggi dari UM UGM, test masuk STPN, test STPI dan SPMB yang sekarang diganti nama menjadi SNMPTN. STPN dan STPI adalah sekolah tinggi ikatan dinas, STPN telah diterima dan STPI baru tes atministratif dan lolos akantetapi tidak saya lanjutkan. UM UGM ikut yang jalur IPC, dalam test tersebut karena harus fokus pada banyak kajian, maka ujian saya menjadi tidak maksimal. Sehingga tidak mendapatkan pada pilihan yang pertama. Alhamdulillah pada ujian masuk perguruan tinggi yang terakhir yaitu SNMPTN, walaupun masuk pada jurusan yang kedua tetapi sekarang menjadi jurusan Eksak terfavorit tahun 2009 di Indonesia menurut media Tempo, Teknik Perminyakan ITB.

Saya yakin apa yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya yang telah bekerja keras adalah anugrah yang terbaik. Proses pendewasaan yang sangat cepat dialami oleh siswa kelas 3 SMA menuju ke Perguruan Tinggi. Masing-masing orang memiliki proses yang unik, dan tidak bisa diperbandingkan satu dengan yang lain mana yang lebih baik dan mana yang tidak baik.

Untuk teman-teman kelas 3 SMA, perjalanan hidup memang berat. Tapi jika kita melakukannya dengan berfikiran positif dan semangat, maka hal itu akan terasa ringan. Rasa manis itu terasa kalau pernah tahu rasa pahit.

Tidak ada komentar: