Jumat, 01 Oktober 2010

TAKKAN TERLENA LAGI..

Ya Allah, Insya Allah..
Aku g mau terlena lagi..
waktumu sungguh berharga

Kamis, 31 Desember 2009

Nature School of Great Leaders

Setiap masa memiliki pemimpin yang berbeda-beda. Karena setiap masa membutuhkan karakter pemimpin yang berbeda-beda. Hal ini memiliki filosofi sebab-akibat, makin menuju ke tahun yang lebih baru maka umat memiliki permasalahan yang lebih kompleks. Seperti entropi dalam dunia eksakta, semakin besar fungsi waktu, maka besarnya chaos bagai fungsi eksponensial yang makin membesar tanpa batas. Kegelisahan mulai timbul di masing-masing pribadi calon pemimpin masa depan dari zamannya. Tidak semua orang memilki kegelisahan tersebut, beberapa factor memunculkan rasa gelisah itu. Dapat disebabkan karena kondisi lingkungan masyarakat yang sangat memperihatinkan, pengaruh pendidikan yang diberikan oleh orang tua dan lain sebagainya.

Dapat dilihat dari latar belakang kondisi ekonomi beberapa pemimpin besar seperti : Muhammad SAW, Muhammad Natsir, Muhammad Hatta, Mahatma Gandi, Bill Gates, Soekarno dari golongan keluarga ekonomi menengah ke bawah. Kalau tidak dari keluarga ekonomi menengah ke bawah berarti mereka memiliki lingkungan sekitar keluarga mereka yang memprihatinkan. Memang tolok ukur financial bukan merupakan batasan yang mutlak tentang bahagia atau tidaknya sebuah komunitas. Akantetapi untuk sebagian besar Mindset masyarakat masih menunjukkan hal itu.

Sebuah panggilan keberanian untuk menjadi Agent Of Change komunitasnya. Menjadikan lecutan sumber motivasi yang tiada habisnya, menjadikan pribadi-pribadi pemimpin yang kuat menghadapi ujian-ujian kelulusan “ Nature School of Great Leaders” atau ujian-ujian kehidupan. Seseorang yang memiliki keinginan yang kuat tidak serta merta dapat melewati ujian-ujian tersebut, akan tetapi seseorang yang mau melewati jerih payah yang pastinya lebih berat dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Disinilah kemampuan seorang pemimpin dalam mempertahankan Idealisme menjadi penting. Nama lain dari Istiqomah, merupakan factor yang dapat memunculkan seorang Individu dapat melejit ke atas dibandingkan dengan jutaan manusia lainnya dalam satu generasinya. Perbandingan yang sangat selektif, kalau teman-teman mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, mungkin yang masuk seleksi dibandingkan dengan yang tidak masuk seleksi sekitar 1 : 50 untuk jurusan yang tergolong favorit. Kalau ujian masuk “ Nature School of Great Leaders” perbandingannya bisa sampai 1 : jutaan orang lainya.

Kalau mungkin kita merasakan bahwa ingin menjadi seorang mahasiswa di perguruan tinggi yang favorit, masuk akademi militer atau kepolisian, masuk jurusan kedokteran dengan jalur baik, atau mungkin masuk perguruan tinggi kedinasan begitu menguras tenaga, waktu dan fikiran. Bagaimana susahnya seorang individu dapat melewati ujian yang diberikan “ Nature School of Great Leaders” sehingga seseorang tersebut menjadi Great Leader lintas peradaban?. Walaupun belum ada penelitian yang menyajikan data kualitatif maupun kuantitatif tentang fenomena kehidupan tersebut, dengan melihat perbandingannya saja yang begitu besar menunjukkan tingkat kesulitannya. Muhammad SAW saja, harus merasakan perjalanan dakwah yang berdarah-darah, dikejar-kejar kaum quraish, dan berbagai ancaman untuk dibunuh. Muhammad Natsir yang harus merasakan desakan politik yang sangat keras dari teman-teman perjuangannya pada zamannya, beberapa kali di penjara dan suaka politik pemerintahan di zamannya hidup, agar tidak berinteraksi dengan pergerakan islam dari luar negri. Dan berbagai ujian untuk pemimpin-pemimpin besar yang lainnya.

High Risk à High Return. Hanya pernyataan itu mungkin yang dapat membalas perjuangan pemimpin-pemimpin besar tersebut. Dengan kata lain adalah Surga atau Jannah. Semoga saya bisa menjadi seperti Rasulullah SAW.

Wallahu’alam Bishowab

Ini selesai dalam kurang dari 1 jam,hehe…

Perjuangan Mendapatkan Perguruan Tinggi Terbaik

Kehidupan SMA yang penuh dengan kenangan indah bersama teman-teman sebaya. Pendidikan SD yang memakan waktu 6 tahun, pendidikan SMP yang memakan waktu 3 tahun dan pendidikan di SMA tak terasa sudah 2 tahun lebih berjalan. Pada suatu hari ketika pulang sekolah membawa sepeda berwarna merah, baru saja pulang dari les persiapan Ujian Nasional. Tak sengaja melihat seorang ibu-ibu sedang mengayuh sepeda juga. Kelihatannya baru pulang dari bekerja sebagai orang yang sangat berjasa untuk kebersihan kota Blora, karena setiap hari pekerjaannya adalah menyapu trotoar-trotoar di sepanjang pinggir jalan kota Blora. Raut mukanya yang sudah mulai berkeriput merperlihatkan umurnya sudah diatas 40 tahunan. Tak lupa sebagai orang lebih muda setidaknya meyapa terlebih dahulu dan mencoba untuk memulai percakapan dengannya sambil tetap mengayuh sepeda. Berikut adalah percakapan Saya dengan Beliau :

Saya : ”Baru pulang Ibu?”

Ibu tua : ”iya nak, kamu juga baru pulang?”

Saya : “iya Bu..”

Ibu tua : “ Sekolah dimana Nak? Dan kelas berapa?”

Saya : “SMA N 1 Blora Bu, kelas 3 sekarang.”

Ibu tua : “ wah… SMAN 1 Blora, pasti adiknya pintar ya?, kan yang bisa sekolah disitu orang-orang pintar saja, “

Saya : “Ah, biasa aja kok Bu, paling juga karena beruntung saja. Oya, kalau anak ibu sekarang sekolah dimana?”

Ibu Tua : “anak ibu sejak lulus SD sudah tidak melanjutkan trus langsung ikut kerja bapaknya di sawah, maklum Nak, Ibu g punya uang untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi”

Saya : (sambil merasa nggak enak, saya tersenyum).”yaudah Bu, saya mau duluan naik sepedanya” (maklum karena lebih muda mengayuhnya lebih kuat).

Dari percakapan dengan ibu tua tersebut hati saya tersentak. Banyak nikmat yang telah saya lewatkan seperti belajar males, kalau berangkat ke sekolah sering telat (sampai mendapatkan julukan siswa TELATAN di sekolah), dan masih suka bermain dengan teman naik motor ugal-ugalan kalau malem minggu dan lain sebagainya.

Sejak saat itu saya mulai mencoba merenungi hidup. Dalam istilah management itu dinamakan “Turning Point”, yang berarti titik peralihan diri. Saya merasa telah mendapatkan banyak kelebihan dari Allah SWT tetapi kurang bisa menfaatkannya dalam hidup. Dapat mengenyam pendidikan, mendapatkan keluarga yang berkecukupan, memiliki kemampuan intelektual yang lumayan encer dari kata temen-temen dan guru. Dari situ menurut saya menjadi salah satu penentu masa depan hidup. Mulai menentukan tujuan perguruan tinggi yang akan saya tuju. Setiap manusia saya yakin memiliki bakat dan kelebihannya tersendiri. Tugas kita untuk meng-eksplore(mencari) lebih mendalam kemampuan tersebut dan mengembangkannya.

Kita tahu bahwa semua yang kita alami dalam hidup adalah sebuah proses. Tidak ada sebuah hasil yang langsung berwujud tanpa melalui proses-proses pembentukannya. Ketika saya berkeinginan untuk masuk ke perguruan tinggi favorit yang saya idam-idamkan, maka saya harus mengikuti prosedur yang telah ada. Yang pertama saya harus lulus ujian nasional, lalu mengikuti test masuk perguruan tinggi dan berdo’a untuk mendapatkan apa yang menurut Allah terbaik bagi saya. Hari demi hari saya lewati dengan belajar latihan ujian nasional dan test masuk perguruan tinggi. Kita tahu begitu banyaknya mata pelajaran yang harus dipersiapkan untuk itu. Pelajaran mulai dari sejak kelas satu SMA sampai kelas tiga, hanya ditentukan hasilnnya dari ujian yang hanya beberapa hari. Memang agak terasa kurang adil, akantetapi kita harus mengikuti prosedur tersebut.

Musholla sekolah yang awalnya sedikit yang digunakan, ketika waktu kelas 3 SMA teman-teman rajin menuju Musholla sekolah untuk sholat dhuha’. Mungkin ini salah satu efek baik dari ujian nasional. Termasuk saya menjadi rajin sholat dhuha’ di musholla. Allah selalu mendengarkan do’a hamba-hambaNya yang bertawadhu’. Salah satu hal yang kita lakukan untuk meningkatkan semangat belajar adalah sering melakukan share/ cerita tentang apa-apa yang kita ingin capai dengan soulmate atau teman-teman SMA. Sambil menunggu bel masuk berbunyi di musholla kita bercerita, ada teman-teman yang ingin menjadi guru sehingga berkeinginan masuk Unnes(Universitas Negeri Semarang). Ada yang berkeinginan menjadi dokter, direktur perusahaan, presiden, dan lain sebagainya. Dengan cerita tersebut saya merasa lebih semangat lagi untuk mendapatkannya. Keinginan untuk menjadi yang terbaik dalam hal ini bukanlah menjadi kesalahan akantetapi akan menimbulkan jiwa kompetisi yang sehat. Apalagi jika kita bersinergi untuk belajar kelompok, hal tersebut akan lebih bermanfaat. Kekuatan do’a akan memberikan efek positif terhadap usaha yang kita lakukan.

Pilihan jurusan dan perguruan tinggi juga sangat menentukan langkah apa yang akan kita ambil. Memilih IPC, IPA atau IPS juga mempengaruhi tingkat kesuksesan test seseorang. Dalam memperoleh target yang akan kita tuju, lebih baik jika kita fokus pada tujuan utama. Saya mengikuti beberapa seleksi perguruan tinggi dari UM UGM, test masuk STPN, test STPI dan SPMB yang sekarang diganti nama menjadi SNMPTN. STPN dan STPI adalah sekolah tinggi ikatan dinas, STPN telah diterima dan STPI baru tes atministratif dan lolos akantetapi tidak saya lanjutkan. UM UGM ikut yang jalur IPC, dalam test tersebut karena harus fokus pada banyak kajian, maka ujian saya menjadi tidak maksimal. Sehingga tidak mendapatkan pada pilihan yang pertama. Alhamdulillah pada ujian masuk perguruan tinggi yang terakhir yaitu SNMPTN, walaupun masuk pada jurusan yang kedua tetapi sekarang menjadi jurusan Eksak terfavorit tahun 2009 di Indonesia menurut media Tempo, Teknik Perminyakan ITB.

Saya yakin apa yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya yang telah bekerja keras adalah anugrah yang terbaik. Proses pendewasaan yang sangat cepat dialami oleh siswa kelas 3 SMA menuju ke Perguruan Tinggi. Masing-masing orang memiliki proses yang unik, dan tidak bisa diperbandingkan satu dengan yang lain mana yang lebih baik dan mana yang tidak baik.

Untuk teman-teman kelas 3 SMA, perjalanan hidup memang berat. Tapi jika kita melakukannya dengan berfikiran positif dan semangat, maka hal itu akan terasa ringan. Rasa manis itu terasa kalau pernah tahu rasa pahit.

Rabu, 24 September 2008

Memperingati 63 Tahun Kemerdekaan Menyongsong Pemilu 2009

Tak Terasa Negara Kita telah berumur 63 tahun. Bila kita mengingat lagi begitu beratnya perjuangan kakek-nenek kita dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankannya dari Belanda dan Jepang . Indonesia merupakan Negara yang memiliki sejarah yang sangat panjang hampir 4 abad kita harus hidup dibawah naungan keterpurukan penjajahan yang begitu banyak mengorbankan jiwa maupun raga dari nenek moyang kita. Kita akan sangat tercengang melihat apa yang telah dicapai oleh Negara ini. Sebuah bangsa besar yang memiliki potensi yang sangat besar baik dibidang SDM dalam segi jumlah dan SDA dari segi kuantitas juga. Sekarang bangsa Indonesia bisa dilampau oleh Negara-negara yang notabene lebih muda dari kita dan memiliki SDA yang pastinya kalah, seperti Malaysia, singapura, dll.

Dengan realita-realita tadi kita bisa simpulkan bahwa bangsa ini walaupun memiliki jumlah SDM yang banyak akan tetapi memiliki kualitas yang tidak bagitu mendukung perkembangan ekonomi Negara kita. Melalui berbagai observasi dan penelitian ternyata secara Intelektual, Negara kita sebenarnya memiliki potensi yang hampir sama dengan bangsa-bangsa lain. Terus apa yang menjadi sebab-musababnya? Jawabnya adalah hal yang sangat krusial yaitu pola pikir masyarakat kita. Pola pikir masyarakat itu banyak,meliputi: primitive, berpikir pendek, suka iri dengan orang lain, tidak kreatif dan lain-lain. Berfikir pendek misalnya pemerintah yang agak enggan mengembangkan PLTPB “pembangkit listrik tenaga panas bumi” sudah bukan hal yang diragukan lagi bahwa Indonesilah yang memiliki potensi terbesar di bidang panas bumi di dunia. Salah satu pertimbangan pemerintah yang sangat kekanak-kanakan adalah biaya pembuatan powerplant panas bumi yang lebih mahal, padahal dengan PLTPB tersebut banyak kebaikan yang kita akan dapatkan misalnya: tanpa polusi udara, setelah pembangkit listriknya berjalan tidak memerlukan asupan bahan bakar lagi. Beda halnya apa yang terjadi pada PLTU”pembangkit listrik tenaga uap” walaupun biaya pembuatan powerplan awal yang lebih murah, tetapi setiap harinya membutuhkan asupan bahan bakar. Dan hal-hal lain yang sangat mengherankan bukan hanya di tataran kebijaksanaan pemerintah saja tetapi juga masyarakat pada umumnya. Hal-hal tersebutlah yang seharusnya menjadi konsentrasi agen-agen perubahan bangsa ini.

Satu tahun lagi bangsa ini akan menyelenggarakan pesta kemerdekaan yaitu pemilihan umum. Yang di dalamnya berbagai perwakilan rakyat dari president sampai DPRD tingkat II dipilih disini. Dengan cakupan yang sangat kompleks tersebut coba kita mengerucutkan bahasan ke pemilihan presiden. Dengan permasalahan di masyarakat yang terkonsentrasi ke arah pola pikir secara general. Kita menginginkan terpilihnya presiden yang memiliki kapasitas untuk melawan arus yang sangat deras dan bisa dibilang tidak akan bisa diarungi dalam jangka waktu hanya lima tahun. Tetapi setidaknya siapa yang bisa memberikan perubahan yang paling signifikan untuk perubahan bangsa ini. Masa inilah yang harusnya sebagai waktu untuk masyarakat melakukan ekplorasi, siapa yang patut dipilih menjadi RI-1 bangsa ini kedepan.

Indahnya Indonesia

Dalam keindahan pagi yang cerah; suara sungai yang gemericik mendendangkan lagu alami yang sangat indah; burung berkicau bagai sebuah konser music yang syahdu; pemandangan di sekeliling yang hijau berhiaskan awan putih yang bergumpal-gumpal bagai biri-biri yang berlari berkejar-kejaran. Sekilas sebuah pengakuan seorang yang sedang menikmati indahnya pagi di sebuah pegunungan.

Mendengar hal tersebut hati terasa damai bak hati ini tersiram air sungai pegunungan pagi yang sejuk. Dimanakan daerah yang indah itu? Itulah kondisi yang sekarang masih mendominasi di Indonesia. Sebuah Negara yang Nusantara kepulauan yang di apit oleh dua samudra dan dua Benua, yang terdiri dari kurang lebih 17.500 pulau yang tersebar di daerah strategis itu. Memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Negara dengan gunung api terbanyak di Dunia, dan banyak kelebihan-kelebihan lain yang mendukung semakin indahnya nusantara ini. Bangsa yang memiliki kekayaan alam terbesar kedua setelah USA”United States of Amerika”, dan memiliki kekayaan laut terbesar di dunia. Tetapi sungguh ironis jika kita lihat jumlah turis yang datang pertahunnya ke Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan Negara tetangga yang kecil seperti Singapure, Thailand, Malaysia dan lain-lain. Potensi wisata Indonesia yang sangat besar begitu mubadhirnya tersia-siakan oleh bangsa ini. Potensi yang harusnya bisa meningkatkan pendapatan Negara dan masyarakat pada umumnya, tetapi tidak mendapatkan konsern yang begitu bagus dari pemerintah dan adab masyarakat terhadap alam sekitar yang tidak berwawasan lingkungan.

Akankah hal ini akan kita pertahankan? Jawaban yang sebenarnya dirasakan oleh semua masyarakat bangsa ini. Tetapi siapa yang bisa merealisasikannya. Siapakah yang mau membuat sebuah keteladanan di masyarakat? Siapa yang selalu belajar untuk membuat system untuk perubahan bangsa ini menuju kondisi yang lebih baik?. Kita lah yang harus tergugah akan peluang berbuat kebaikan tersebut. Sebuah langkah yang efektif dan konkret untuk memperbaiki kondisi kepariwisataan bangsa ini adalah penyadaran terhadap frame berfikir masyarakat untuk lebih melihat lingkungan dengan pemahaman yang komprehensif.

Langkah langkahnya adalah:

1. Mengadakan penyuluhan ke masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan. Yang sebenarnya secara tidak langsung efek dari kepedulian kita terhadap lingkungan akan memberikan implikasi yang nyata terhadap kelancaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya: efek dari asap kendaraan yang berlebihan adalah efek rumah kaca sehingga terjadilah apa yang dinamakan perubahan iklim, sebagai ganjarannya adalah gagal panen, tidak teraturnya rolling musim.

2. Pembuatan sistem yang saling mendukung baik untuk pemerintah dan masyarakat secara menyeluruh. Contonya pemberian kredit angsuran ringan dan pelatihan untuk pemberdayaan yang baik potensi hutan kita. Dengan konsekuensi masyarakat tidak menjarah hutan secara liar.

3. Pemberlakuan hukum yang tegas untuk pelanggar-pelanggar pelestarian lingkungan.

Tentunya langkah-langkah di atas harus didasari sebuah fondasi kemerasa-terlibatan dari semua pihak.

Wallohu’alam Bishshowab.